Tidak selamanya solusi keamanan menggunakan kamera CCTV
berhasil. Buktinya belakangan ini intensitas kriminalitas yang “melumpuhkan”
kamera CCTV terus meningkat.
contoh jaringan CCTV di implementasikan untuk pengawasan toko |
- Kejadian I, Penyerangan di Lapas Cebongan Sleman, mereka dikabarkan merampas server rekaman kamera CCTV sehingga penyelidik kesulitan mengidentifikasi para pelaku.
- Kejadian II, Perampokan kantor Pegadaian Syariah di Yogyakarta (2/4) yang menggondol barang/perhiasan gadai nasabah sebesar Rp 6,7 milyar dan puluhan juta uang tunai. Pelaku memanfaatkan situasi pemadaman listrik di wilayah sasaran berada, sehingga kejadian perampokan tidak terekam kamera CCTV karena kantor pegadaian tidak dilengkapi tenaga listrik cadangan baik genset maupun UPS (uninterruptible power supply).
Dari dua kejadian di
atas kita bisa mengambil hikmah supaya kita lebih cerdas menerapkan teknologi
tidak sekedar memenuhi standar keamanan semata, namun kita musti memperhatikan
berbagai kemungkinan sehingga fungsi kamera CCTV tetap berfungsi dalam berbagai
situasi.
Peningkatan /
merubah desain implementasi kamera CCTV
- Kamuflasekan atau pasanglah beberapa kamera pada tempat yang tersembunyi/tidak lazim misalnya; di ujung mulut/ moncong patung, di ornament/ aksesoris interior ruang, di rerimbunan vas bunga/ pot bunga. Kalaupun ada usaha perusakan/perampasan kamera, maka kamera-kamera yang tersembunyi masih bisa diandalkan.
- Pindahlah secara periodik letak kamera secara acak supaya orang yang mau bertindak jahat tidak hafal letaknya. Pilihlah kamera model wireless berbasis IP (CCTV IP Wireless) sehingga lebih ringkas, mudah dipindah dan pasanglah UPS pada kamera dan server agar jika listrik PLN padam CCTV tetap berfungsi.
- Konfigurasikan setting penyimpanan datanya ke beberapa server backup dan replikasinya agar kalau satu server rusak/ dirampas masih ada server lain yang merekam. Pelaku kriminal tidak akan menyangka kalau settingnya seperti diatas, kecuali membuka konfigurasi settingnya.