Kamis, 15 November 2012

Perpustakaan yang berteknologi

By Thor | At 3:26 PM | Label : , | 0 Comments
Sejarah perpustakaan telah menorehkan jutaan karya ilmu pengetahuan yang sangat menentukan kualitas hidup umat manusia. Dengan ilmu pengetahuan, manusia bisa mengirim wahana dan manusia menuju luar angkasa. Karya-karya fenomenal hadir dibumi seiring jaman yang terus berubah. Masa demi masa kebutuhan umat manusia terus terpenuhi melalui ciptaan-ciptaan yang bersumber ilmu pengetahuan sehingga istilah teknologi menjadi panglima dalam upaya menuju kesempurnaan kualitas bidup.
Demikian pula perpustakaan, dalam kehadirannya terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Didorong oleh keinginan memberikan pelayanan terbaik kepada stakeholdernya, maka kini perpustakaan telah mengalami metamorfosa menjadi perpustakaan digital (digital library) yaitu perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komputer. Kemajuan ini melahirkan paling tidak dua model pengelolaan perpustakaan yang modern berdasarkan jenis pelayanannya antara lain :
  1. Otomasi Perpustakaan
  2. Perpustakaan Digital
Otomasi Perpustakaan
Model pelayanan perpustakaan ini berbasis teknologi informasi dan komputer dimana pelayanan manual model lama dikonversikan menjadi pelayanan terotomasi. Kita tahu model lama album katalog berupa kartu-kartu data yang disusun berdasarkan abjad, disimpan dalam kantong/loker kini bisa dipindahkan kedalam file database terstruktur dan tersimpan kedalam server. Kartu-kartu pinjam yang disusun dalam kantong/loker musti dicari dan dipilah saat transaksi sirkulasi berlangsung. Kartu buku yang berisi data dan informasi buku yang biasanya ditempelkan dicover buku bagian belakang pun sudah tidak diperlukan lagi, hal ini karena data dan informasi buku juga tersusun dalam database. Nah, data-data yang terangkum diatas itu melalui aplikasi sistem informasi perpustakaan dapat diolah menjadi informasi guna keperluan semua proses pengelolaan perpustakaan, sehingga akhirnya otomasi pelayanan perpustakaan dapat dilakukan.

Pemahaman penting
Sebuah perpustakaanyang mendayagunakan teknologi informasi (TI) atau teknologi informasi dan komunikasi untuk melakasanakan aktivitas perpustakaan, bukanlah perpustakaan digital. Kegiatan aplikasi TI pada perpustakaan menghasilkan automasi perpustakaan artinya penggunaan teknologi yang lebih dominan daripada manusia dalam kegiatannya. Misalnya bagian sirkulasi cukup memindai nomor ISBN atau nomor unik buku (misalnya 2778/1999) ke komputer, selanjutnya komputer yang akan mengolah lebih lanjut. Demikian juga waktu peminjaman, nomor ISBN atau nomor unik cukup dipindai, selanjutnya komputer yang mengolahnya, termasuk misalnya apakah ada kelambatan pengembalian buku; bila ada, berapa dendanya, dimasukkan ke anggaran siapa. Automasi lebih lanjut dari sistem sirkulasi adalah penggunaan RFID (Radio Frequency Identication), berupa pencantuman cip berfrekeunsi tertentu sebagai alat pemantau peminjaman dan pengembalian. RFID sudah digunakan di Jawa Tengah antara lain di perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Sampai saat ini RFID masih terbatas pada materi cetak, sementara untuk materi elektronik seperti DVD VD,CD ROM masih terbatas.(sumber : Sulistyo Basuki)

Perpustakaan Digital


Guru besar UI Sulistyo Basuki dalam makalahnya menyatakan, Tatkala komputer dihubungkan dengan jaringan yang besar membentuk Internet, maka muncul gagasan perpustakaan digital yang dapat diakses dari seluruh penjuru dunia. Muncullah istilah perpustakaan maya, perpustakaan elektronik, perpustakaan tanpa tembok dan perpustakaan digital.
Bahan-bahan koleksi suatu digital library secara garis besar terdiri dari dua macam yaitu digital material dan bahan yang didigitalisasi (digitized material). Digital material adalah koleksi yang format awalnya yang sudah dalam bentuk format digital. Oleh karena itu tidak diperlukan lagi proses digitalisasi dari content tersebut. Digitized material adalah koleksi yang format awalnya tidak dalam bentuk digital sehingga diperlukan suatu proses digitalisasi untuk mengubah format tersebut ke dalam format digital. Untuk itu diperlukan suatu tool dan atau peralatan yang berfungsi sebagai alat untuk mengubah format yang non digital ke format digital.Tetapi dalam melakukan proses didigitalisasi ini harus diperhatikan pula mengenai masalah hak cetak dan hak kepemilikan intelektual. Tidak semua penulis dan penerbit mengijinkan karya-karyanya diubah dalam bentuk digital.
Keuntungan Digital Library
  • Suatu resource atau kontent dapat diakses secara bersama-sama.
  • Menghemat investasi, karena koleksi yang sedemikia banyak tersimpan dalam format digital disebuah atau beberapa server sehingga tidak diperlukan lagi menyimpan koleksi dalam gedung yang besar.
  • Pelayanan lebih efisien, karena sudah tidak ada koleksi secara fisik sehingga tidak ada perawatan buku lagi. Pemustaka dimudahkan dengan panduan lengkap di webpage, sehingga pustakawan memiliki waktu lebih banyak untuk pengembangan.
  • Dalam Digital library dapat disisipkan model bisnis secara on-line dimana perpustakaan dapat menyewakan koleksi digital secara online, bahkan perpustakaan dapat berfungsi sebagai penerbit.
Demikianlah sekilas ulasan tentang kemajuan perpustakaan dewasa ini. Dengan terus mengikuti dan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi, diharapkan perpustakaan dinegeri ini terus maju dan berkembang dalam membangun akses informasi ilmu pengetahuan dan teknologi.




Remaja Versus Teknologi

By Thor | At 2:57 PM | Label : | 0 Comments
Gempuran teknologi yang dahsyat saat ini telah berhasil menginfeksi remaja kita. Remaja yang notabene dalam masa keterpengaruhan tinggi rawan terjerat oleh tawaran-tawaran teknologi yang cenderung negatif bagi mereka. Sebut saja dua jenis teknologi yaitu Blackberry (BB) dan situs jejaring sosial di internet semacam facebook dan tweeter. Dua jenis teknologi ini sudah banyak membuat pusing sebagian orang tua 5 - 10 tahun belakangan ini. Cukup banyak kasus yang menonjol dalam kehidupan sehari-hari remaja kita yang perlu kita orang tua mewaspadai. KetergantunganMengakses teknologi sudah mencapai taraf kecanduan. Ketergantungannya jika dianalogikan sudah seperti udara yang mereka hirup, air yang mereka minum, dan makanan yang mereka asup, hal ini dikatakan oleh Dr. Michael Rich, Direktur dari Center on Media & Child Health. Untuk itulah, dibutuhkan peran serta orang tua untuk tetap mengontrol aktivitas anak mereka di dunia virtual. Sebab jika dibiarkan, ancaman kesehatan seperti obesitas (kelebihan berat badan) bisa saja menerpa anak-anak akibat kurangnya beraktivitas yang melibatkan fisik. Namun perlu diingat, jangan melarang anak untuk mengakses teknologi karena tidak semuanya teknologi berdampak negatif. Salah satu cara yang dapat dilakukan misalnya dengan membuat kesepakatan terkait waktu-waktu yang diperbolehkan untuk mengakses perangkat teknologi tersebut.KetidakpedulianDampak negatif yang timbul akibat ketergantungan pada teknologi khususnya remaja adalah penyesuaian konsep diri dan penyesuaian sosial. Begitu banya cerita yang muncul  bahwa ada orang tua yang mengeluh tentang anaknya yang diminta membeli hp canggih padahal ekonomi keluarganya belum mampu. Setelah mereka dibelikan, orang tua makin pusing karena mereka menjadi tidak punya rasa peduli kepada apapun disekitarnya. Mereka telah menjadi budak kemajuan teknologi dengan menjadi orang yang terkesan menjadi sombong dan individualis.
Kedewasaan Dini
Adanya internet lewat komputer, laptop, tablet maupun hp, membuat segala macam informasi dapat diperoleh dengan mudah dan cepat. Kurangnya pengetahuan tentang filter internet segala informasi yang berbau porno dan kejahatan akan mengubah/ mempercepat pola perilaku seorang remaja. Situs porno, grup facebook yang berbau seks akan membawa dampak perubahan negatif terhadap perilaku remaja yang banyak terjun ke dalam dunia seks bebas, melakukan pelecehan seksual ataupun pemerkosaan.
Menurunnya Kualitas Remaja
Dari sebuah studi diungkapkan bahwa anak-anak dan remaja berusia 8-18 tahun menghabiskan rata-rata 7,5 jam (lebih dari 53 jam seminggu) waktu mereka untuk mengakses media hiburan di hari-hari biasa seperti ponsel, komputer, televisi dan perangkat teknologi lainnya. Uniknya, sebagian besar remaja ternyata menggunakan lebih dari satu perangkat atau aplikasi dalam waktu bersamaan alias multitasking. Misalnya, ketika mendengarkan musik mereka sambil mengisi waktu dengan berselancar atau berjejaring sosial di internet. Dalam kasus ini dapat disimpulkan waktu belajar mereka telah terpangkas sangat banyak.

( artikel ini diambil dari berbagai sumber )

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Copyright © 2012. parade-teknologi.blogspot.com - All Rights Reserved B-Seo Versi 4 by Bamz