Jumat, 22 Maret 2013

Presensi kuliah dengan RFID

By Thor | At 10:38 AM | Label : | 0 Comments
Yang sering kita tahu presensi kehadiran kuliah dengan tanda tangan di album daftar hadir kuliah. Setiap mahasiswa mau tidak mau, bahkan wajib tanda tangan saat hadir pada perkuliahan. Album presensi ini sebagai instrumen untuk mengontrol aktifitas kehadiran mahasiswa berkuliah dan juga dosen. Kita semua tahu budaya titip tanda tangan atau malah lupa tanda tangan sering kita temui. Yang lebih parah lagi mahasiswa datang ke kelas hanya disuruh tanda tangan sementara dosen menugaskan mahasiswa untuk fotokopi materi, terus bubar! Dari kasus ini saja bisa kita tebak bagaimana parameter kualitas pembelajaran yang dihasilkan. Belum lagi unsur korupsinya, dimana kampus seharusnya menjadi agen perubahan anti korupsi eee malah menjadi agen kesuburan budaya korupsi. Oke!!! tak usah panjang lebar, pendek gendut, kita langsung ke TKP dengan tema Presensi kuliah dengan RFID.

Kebutuhan institusi.
Merekam kehadiran dosen dan mahasiswa dapat dijadikan salah tolok ukur efektifitas pembelajaran. Bagi dosen kehadirannya dari unsur ketepatan tatap muka dan durasi sangat penting sebagai akuntabilitas dan mutu pembelajaran kepada mahasiswa. Perkembangan teknologi RFID akan menggeser sistem presensi dari sekedar album presensi yang beredar dan ditandatangani mahasiswa. Mahasiswa cukup mendekatkan kartu smartnya ke scanner RFID yang dipasang di dalam ruang kelas, sepersekian detik data langsung diterima dan dikirimkan ke data yang telah diprogram. Yang dimaksud dengan data yang diprogram adalah jadwal kuliah yang terdiri dari komponen jam kuliah, ruang, mata kuliah, dan dosen pengampu. Sesi inilah sebagai inti prosesnya, dimana semua aktivitas perkuliahan harus valid sesuai sesi yang sudah disetting oleh admin bagian pengajaran. Sampai disinilah semua validasi aktivitas perkuliahan dapat tercatat secara cepat, mudah dan real time.

Implementasi
Seperti yang telah diimplementasi di Fakultas Ekonomi sebuah PT di Semarang, mereka bekerja sama dengan sebuah lembaga perbankan penerbit Smart Card yang dibagikan ke mahasiswa sebagai Kartu Mahasiswa. Bank tersebut juga memberikan secara gratis alat Scanner ke semua kelas yang dipakai untuk perkuliahan. Dengan begitu simbiosis mutualisma terbetuk antara lembaga perbankan dengan dunia pendidikan.

Kendala Manajemen
Teknologi canggih selalu tidak pernah luput dari kendala begitu pula dengan penerapan RFID untuk presensi kuliah. Justru kendalanya pada aspek menejemennya dimana dosen masih ada yang tidak setuju / keberatan karena banyak alasan seperti :

  • Mahasiswa masih bisa titip kartu. Sebenarnya penerapan RFID untuk presensi perkuliahan tetap mengedepankan budaya kejujuran khususnya mahasiswa. Dosen bisa mengawasi mahasiswa yang memasuki ruang kuliah tidak membawa kartu orang lain atau memvalidasi data yang diinput dengan jumlah yang hadir (repot dikit nggak apalah!).
  • Dosen sulit punya peluang untuk mempersingkat waktu kuliahnya, atau merubah jadwal dan tempat sembarangan tanpa koordinasi dengan TU pengajaran.
Kendala Biaya
Jer Basuki Mawa Bea, begitulah moto orang jawa. Untuk mencapai kemajuan dibutuhkan biaya, itu pasti! Bisa ditaksir sendiri berapa biaya yang dibutuhkan untuk menyediakan banyak kartu smart dan scanner RFID. 

Demikianlah sekilas ulasan bebas tentang Implementasi RFID untuk presensi kuliah.


  

Kamis, 14 Maret 2013

RFID (Radio Frequency Identification)

By Thor | At 8:49 AM | Label : | 0 Comments

Radio Frequency Identification (RFID) merupakan teknologi identifikasi menggunakan pembaca (reader) dan tag seperti barcode reader atau smart card. Di Indonesia teknologi RFID telah banyak digunakan dalam mengamankan barang dagangan di departemen store dari pencurian. Biasanya tab RFID di jepitkan di barang-barang fashion seperti baju, tas, sepatu dan lain-lain. Tag RFID memancarkan gelombang radio yang dapat ditangkap oleh penangkap (catcher) yang biasanya dipasang di pintu keluar counter/area dept. store. Kala tag RFID belum dilepas oleh petugas kasir dan barang dibawa keluar, maka catcher akan memberikan sinyal berupa bunyi sirene.

Seiring perkembangan kebutuhan manusia, maka teknologi RFID mulai diterapkan dalam berbagai bidang. Di bidang pendidikan tab RFID diterapkan untuk mengidentifikasi buku-buku koleksi yang langka dan mahal. Tidak seperti produk fashion dimana tab RFID berbentuk stik, sehingga kalau diterapkan dibuku kurang tepat. Maka tag RFID dibuku dibuatkan sebuah chip yang tipis sehingga dapat diselipkan ke celah kertas pada cover buku. Chip RFID di buku juga sebagai pengganti label barcode yang selama ini sudah lama diterapkan.

Selain contoh di atas, masih banyak bidang yang sedang atau telah mengembangkan teknologi RFID antara lain : Sistem Absensi Karyawan dengan RFID, Sistem Presensi Kuliah dengan RFID, Pemetaan Posisi Barang/orang dengan RFID, Sistem Parkir dengan RFID, Sistem Kendali Pintu Gerbang dengan RFID, Sistem Kartu Pintar (Smart Card) dengan RFID, e-Card, e-KTP, dan masih banyak lagi.

Selasa, 05 Maret 2013

Pelayanan Internet Via Jaringan Listrik

By Thor | At 2:55 PM | Label : | 0 Comments
Penelitian yang dilakukan sejak tahun 1993 sampai dengan 1997 tentang suatu teknologi transmisi data digital dengan menggunakan kabel listrik (TT, TM dan TR) menggunakan DPL (Digital Power Line) melahirkan teknologi baru jaringan komputer. Kemampuan jaringan kabel listrik untuk mengirim dan menerima sinyal data sudah diyakini dapat dilakukan. Tetapi solusinya baru ditemukan pada tahun 1994. Solusi tersebut kemudian mengalami proses penyempurnaan, hingga akhirnya diujicobakan pada November 1997 di 12 unit komputer di Seymour Park Primary School, Manchester, Inggris, dengan hasil sangat memuaskan. Begitu pula Nortel dan Norweb Communications di Inggris resmi mengumumkan keberhasilan dan keberadaan penyediaan teknologi DPL pada Oktober 1997.

Sejak saat itulah terus dilakukan penelitian dan penyempurnaan mengingat masih banyaknya isu-isu sensitif dan kelemahan seputar teknologi DPL. Pada 27 Mei 1998 Norweb secara resmi menyangkal tegas terkait isu bahwa teknologi DPL dapat menyebabkan gangguan pada transmisi penerbangan, setelah melakukan serangkaian penelitian yang intensif. Namun teknologi DPL masih punya kelemahan karena ketergantungan pada karakteristik kabel listrik di beberapa negara tertentu seperti jaringan listrik di Amerika Serikat  berbeda dengan di Inggris, sehingga dapat mempengaruhi kelancaran transmisi data.

Meski masih banyak kendala teknologi ini ternyata sudah diluncurkan di Amerika Utara sejak tahun 1998 dan terus menyusul di Jerman, Singapura, Swedia dan Belanda dengan total sekitar 35 juta pelanggan. Ada banyak alasan mengapa teknologi ini menarik untuk realisasikan. sisi teknis pemasangannya DPL menjanjikan kemudahan. Dari sisi teknis pemasangannya DPL menjanjikan kemudahan. Para pelanggan cukup membutuhkan dua hal selain perangkat lunaknya yaitu, sebuah kotak yang diletakkan dekat meteran listrik, yang berfungsi sebagai alat pengirim dan penerima data. Kotak tersebut kemudian dihubungkan dengan kabel coax ke PC card yang dipasang dalam komputer.

Bagi penyedia jasa, komponen yang diperlukan adalah satu unit multiservice switch yang dipasang di pusat jaringan transmisi dan satu unit peralatan lain yang ditempatkan di cabang jaringan (substation) guna pengaturan lalu lintas data.

Bagaimana pula teknologi ini diterapkan di Indonesia? Tampaknya banyak kendala baik dari segi regulasi maupun teknis. Mungkin sementara ini kita belum bisa melihat bahwa teknologi ini akan segera dimanfaatkan di negara kita. (diambil dari berbagai sumber)  


◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Copyright © 2012. parade-teknologi.blogspot.com - All Rights Reserved B-Seo Versi 4 by Bamz