Energi alternatif sebagai pondasi
kedaulatan energi Indonesia hingga kini masih belum tergapai dikarenakan masih banyaknya kendala yang tidak pernah tuntas ditangani. Faktor sosial budaya masyarakat, anggaran, lingkungan, dan tak kalah penting adalah teknologi. Semakin tinggi teknologi yang diterapkan dalam mengadaan energi maka kualitas dan kuantitas energi yang dihasilkan semakin tinggi pula. Namun dari itu semua seharusnya bangsa ini sudah harus menentukan pilihan terhadap
energi hijau sebagai
energi alternatif yaitu energi terbarukan (renewable) secara berkelanjutan (sustainable). Sungguh ironis, jika kita sebenarnya punya potensi energi hijau yang melimpah namun kita masih terus berkutat pada energi yang tak terbarukan dan tak berkelanjutan. Penting kiranya untuk mengesampingkan kepentingan bisnis dan kepentingan politik, karena ini urusan kedaulatan, harga diri, martabat bangsa. Dalam artikel kali ini penulis ingin menengok kembali dan melihat kedepan bagaimana kita memahami masalah energi bagi bangsa ini.
Belum masalah
energi alternatif dan
kedaulatan energi nasional dicapai, malahan oknum-oknum kementerian ESDM sibuk cari untung sendiri-sendiri menumpuk pundi-pundi pribadi dan kelompoknya. Hal ini terlihat dalam kasus dugaan suap Kernel Oil pada oknum KSS Migas. Kasus ini membuat capaian kedaulatan energi nasional jauh panggang dari api, alias semakin sulit dicapai. Oknum-oknum inilah yang patut didaulat sebagai pengkhianatan cita-cita kemerdekaan karena mereka menghambat kemandirian bangsa.
Oke, untuk oknum-oknum koruptor kita serahkan saja pada KPK mari kita kembali ke energi hijau, bagaimana kiat-kiat kita mencapainya? Negeri yang subur dengan sumber daya hayati dan mineral yang melimpah disanalah sebenarnya tumpuan
energi alternatif kita. Teknologi konversi energi hijau kurun satu dekade ini sudah kita kuasai seperti
biodisel,
biomassa,
biogas,
solar sel,
geothermal,
angin, dll.
Energi Alternatif Biodiesel. Bahan baku
energi alternatif ini ketersediaannya sangat memadai yaitu dari minyak-minyak nabati seperti minyak jarak, minyak kacang, minyak sayur, tumbuhan alga, biji bunga matahari, dll. Tumbuhan alga diperkirakan dapat menghasilkan 200 kali lipat lebih banyak dari pada bahan nabati penghasil
biodiesel lainnya. Hasil percobaan BPPT menyatakan bahwa campuran solar dari bahan nabati memiliki nilai cetane (oktan pada bensin) lebih tinggi dari pada solar murni. Selain itu pula menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna sehingga emisi lebih aman bagi lingkungan. Saat ini sebagian besar SPBU telah menggunakan solar campuran 5%-10% minyak nabati.
Energi Alternatif Ethanol. Bahan baku
ethanol diperoleh dari jagung baik dari bijinya maupun tongkolnya. Agar persediaan biji jagung tidak terganggu dengan program ini, maka di AS sudah ada perusahaan terbesar yang mengolah jagung menjadi
ethanol.
Energi Alternatif Air. Secara kimiawi air memang tidak memiliki potensi energi yang memadai, namun secara kinetik air memiliki energi potensial yang tinggi saat berada pada situasi tertentu. Air yang mengalir dari tempat yang tinggi menuju tempat yang rendah merupakan energi potensial, sehingga dengan air terjun alami maupun rekayasa air terjun menjadi dasar memperoleh energi dari air. Dengan energi dari air ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan :
- Dengan bendungan, energi dapat dihasilkan pada tingkat yang konstan dengan catatan tidak ada kerusakan vegetasi di hulu sungai sebagai penyedia air sungai.
- Dalam proses menghasilkan energi tidak akan melepaskan gas rumah kaca atau mencemari atmosfer.
- Selain menhasilkan energi, air bendungan dapat juga digunakan untuk irigasi.
- Dengan membendung air berarti bahwa energi dapat disimpan sampai diperlukan.
- Umur bendungan dapat dibuat untuk bertahan dalam waktu yang sangat lama.
Energi Alternatif Matahari. Sebagai negara yang terletak digaris khatulistiwa sinar matahari seperti tidak pernah absen menerpa bahkan pada musin hujan sekalipun. Radiasi panasnya dapat dikumpulkan dengan lensa khusus untuk memanaskan air. Sinarnya dapat diubah menjadi energi listrik dengan teknologi
solar sel.
Energi Alternatif Biogas. Sebagai negara agraris terdapat ribuan petani dan peternak dengan piaraan mencapai jutaan ekor dimana semuanya pasti menghasilkan kotoran yang dapat diproses menjadi bahan bakar berupa
biogas. Dari teknologi yang paling sederhana sanpai yang paling modern
biogas dapat diterapkan dimana saja. Kalau tak ada kotoran hewan maka kotoran manusiapun dapat dijadikan
biogas.
Energi Alternatif Geothermal. Energi yang satu ini memang mahal investasinya, karenanya diperlukan modal besar. Sumber
geothermal bisanya berada pada sisi tertentu pegunungan yang masih aktif. Disitulah dibangun instalasi Pembangkit Listrik Tenaga
Geothermal. Sebagai negara yang tepat berada di "
Ring of Fire" atau
Cincin Api maka selayaknya potensi
geothermal ini jangan disia-siakan.
Energi Alternatif Angin. Negara kita juga memiliki kekayaan berupa hembusan angin yang memiliki potensi energi luar biasa. Dengan kincir angin dapat menggerakkan turbin untuk menghasilkan listrik.
Untuk para koruptor di sektor energi patut menyimak dan merenungi pernyataan Mahatma Gandhi "The earth has enough for everyone?s need but not for anyone?s greed". Artinya, bumi ini cukup untuk memenuhi kebutuhan setiap orang, tetapi tidak untuk mereka yang rakus (baca: koruptor).
Sementara ini dahulu postingan saya tentang
Energi Hijau sebagai energi alternatif menuju Kedualatan Energi Nasional.