Sejarah perpustakaan telah menorehkan jutaan karya ilmu pengetahuan
yang sangat menentukan kualitas hidup umat manusia. Dengan ilmu
pengetahuan, manusia bisa mengirim wahana dan manusia menuju luar
angkasa. Karya-karya fenomenal hadir dibumi seiring jaman yang terus
berubah. Masa demi masa kebutuhan umat manusia terus terpenuhi melalui
ciptaan-ciptaan yang bersumber ilmu pengetahuan sehingga istilah
teknologi menjadi panglima dalam upaya menuju kesempurnaan kualitas
bidup.
Demikian pula perpustakaan, dalam kehadirannya terus mengalami
perkembangan dari waktu ke waktu. Didorong oleh keinginan memberikan
pelayanan terbaik kepada stakeholdernya, maka kini perpustakaan telah
mengalami metamorfosa menjadi perpustakaan digital (digital library)
yaitu perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komputer. Kemajuan
ini melahirkan paling tidak dua model pengelolaan perpustakaan yang
modern berdasarkan jenis pelayanannya antara lain :
- Otomasi Perpustakaan
- Perpustakaan Digital
Otomasi Perpustakaan
Model pelayanan perpustakaan ini berbasis teknologi informasi dan
komputer dimana pelayanan manual model lama dikonversikan menjadi
pelayanan terotomasi. Kita tahu model lama album katalog berupa
kartu-kartu data yang disusun berdasarkan abjad, disimpan dalam
kantong/loker kini bisa dipindahkan kedalam file database terstruktur
dan tersimpan kedalam server. Kartu-kartu pinjam yang disusun dalam
kantong/loker musti dicari dan dipilah saat transaksi sirkulasi
berlangsung. Kartu buku yang berisi data dan informasi buku yang
biasanya ditempelkan dicover buku bagian belakang pun sudah tidak
diperlukan lagi, hal ini karena data dan informasi buku juga tersusun
dalam database. Nah, data-data yang terangkum diatas itu melalui
aplikasi sistem informasi perpustakaan dapat diolah menjadi informasi
guna keperluan semua proses pengelolaan perpustakaan, sehingga akhirnya
otomasi pelayanan perpustakaan dapat dilakukan.
Pemahaman penting
Sebuah perpustakaanyang mendayagunakan teknologi informasi (TI) atau teknologi informasi dan komunikasi untuk melakasanakan aktivitas perpustakaan, bukanlah perpustakaan digital. Kegiatan aplikasi TI pada perpustakaan menghasilkan automasi perpustakaan artinya penggunaan teknologi yang lebih dominan daripada manusia dalam kegiatannya. Misalnya bagian sirkulasi cukup memindai nomor ISBN atau nomor unik buku (misalnya 2778/1999) ke komputer, selanjutnya komputer yang akan mengolah lebih lanjut. Demikian juga waktu peminjaman, nomor ISBN atau nomor unik cukup dipindai, selanjutnya komputer yang mengolahnya, termasuk misalnya apakah ada kelambatan pengembalian buku; bila ada, berapa dendanya, dimasukkan ke anggaran siapa. Automasi lebih lanjut dari sistem sirkulasi adalah penggunaan RFID (Radio Frequency Identication), berupa pencantuman cip berfrekeunsi tertentu sebagai alat pemantau peminjaman dan pengembalian. RFID sudah digunakan di Jawa Tengah antara lain di perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Sampai saat ini RFID masih terbatas pada materi cetak, sementara untuk materi elektronik seperti DVD VD,CD ROM masih terbatas.(sumber : Sulistyo Basuki)
Perpustakaan Digital
Guru besar UI Sulistyo Basuki dalam makalahnya menyatakan, Tatkala komputer dihubungkan dengan jaringan yang besar membentuk Internet, maka muncul gagasan perpustakaan digital yang dapat diakses dari seluruh penjuru dunia. Muncullah istilah perpustakaan maya, perpustakaan elektronik, perpustakaan tanpa tembok dan perpustakaan digital.
Bahan-bahan koleksi suatu digital library secara garis besar terdiri dari dua macam yaitu digital material dan bahan yang didigitalisasi (digitized material). Digital material adalah koleksi yang format awalnya yang sudah dalam bentuk format digital. Oleh karena itu tidak diperlukan lagi proses digitalisasi dari content tersebut. Digitized material adalah koleksi yang format awalnya tidak dalam bentuk digital sehingga diperlukan suatu proses digitalisasi untuk mengubah format tersebut ke dalam format digital. Untuk itu diperlukan suatu tool dan atau peralatan yang berfungsi sebagai alat untuk mengubah format yang non digital ke format digital.Tetapi dalam melakukan proses didigitalisasi ini harus diperhatikan pula mengenai masalah hak cetak dan hak kepemilikan intelektual. Tidak semua penulis dan penerbit mengijinkan karya-karyanya diubah dalam bentuk digital.
Keuntungan Digital Library
- Suatu resource atau kontent dapat diakses secara bersama-sama.
- Menghemat investasi, karena koleksi yang sedemikia banyak tersimpan dalam format digital disebuah atau beberapa server sehingga tidak diperlukan lagi menyimpan koleksi dalam gedung yang besar.
- Pelayanan lebih efisien, karena sudah tidak ada koleksi secara fisik sehingga tidak ada perawatan buku lagi. Pemustaka dimudahkan dengan panduan lengkap di webpage, sehingga pustakawan memiliki waktu lebih banyak untuk pengembangan.
- Dalam Digital library dapat disisipkan model bisnis secara on-line dimana perpustakaan dapat menyewakan koleksi digital secara online, bahkan perpustakaan dapat berfungsi sebagai penerbit.
Demikianlah sekilas ulasan tentang kemajuan perpustakaan dewasa ini. Dengan terus mengikuti dan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi, diharapkan perpustakaan dinegeri ini terus maju dan berkembang dalam membangun akses informasi ilmu pengetahuan dan teknologi.